Link Download Aplikasi Astro Histroy

Copy-Paste link berikut ke address bar dan langsung download APK-nya : https://drive.google.com/file/d/0BzJRcXvF3gz3dXk2SnBCblh6R28/view?usp=drivesdk

Link Download Aplikasi Astro History Trivia

Copy-Paste link berikut ke address bar dan langsung download APK-nya : https://drive.google.com/file/d/0BzJRcXvF3gz3QTJLUDFiUzI0YWc/view?usp=drivesdk

Selasa, 22 Agustus 2017

PERJALAN BEKU DI OBSERVATORIUM ASTRONOMI SUMBER BRANTAS



 Bentangan Bimasakti Sumber Berantas. Gambar: Martin Marthadinata. Edit: Irwan Priyanto.
ASTROHISTORY- Ini merupakan perjalanan kesekian kali penulis menjelajah alam untuk menikmati keindahan langit malam. Sumber Brantas, merupakan kawasan di Kota Batu, Jawa Timur dekat dengan Taman Hutan Rakyat R. Soerjo menjadi spot pengamatan untuk kali ini. Penulis sudah pernah mengamati langit malam di berbagai tempat seperti kawasan Penanjakan, Bromo Jawa Timur, Candi Bajang Ratu, Mojokerto Jawa Timur, hingga kawasan Tanggul Lumpur Lapindo, Sidoarjo Jawa Timur. Untuk spot Sumber Brantas, ini merupakan pengalaman pertama penulis mengamat di kawasan yang terkenal sebagai hulu pertama sungai terbesar di Jawa Timur yaitu Sungai Brantas. Bagaimana perjalanan beku yang dialami penulis di Sumber Berantas? Berikut kisahnya.

Perjalanan Menuju Desa Sumber Brantas
Penulis bertempat tinggal di Porong, Sidoarjo. Perjalanan menuju Desa Sumber Berantas kurang lebih memakan waktu sekitar dua jam perjalanan. Penulis memulai perjalanan pukul 14.00 WIB dan sampai disana sekitar pukul 16.00 WIB. Disana penulis telah ditunggu oleh seorang pemandu yang sebelumnya telah penulis hubungi. Penulis sebelumnya juga telah menghubungi kawan-kawan yang tergabung dalam klub astronomi bernama Jejak Pengamat Langit (JPL) untuk join bersama mengamat di desa Sumber Berantas. Karena penulis datang masih sore, maka penulis memutuskan untuk mampir di rumah pemandu sambil menunggu kawan-kawan datang. 

Menikmati Langit Malam. Gambar: Martin Marthadinata. Edit: Irwan Priyanto.
Penulis dan pemandu melakukan survey tempat sebelum mendirikan tenda malam nanti. Pemandu menyarankan pendirian tenda dilakukan di atas bukit yang bernama Bukit Muter (Bukit Berputar). Dinamakan demikian karena dibukit tersebut ada banyak jalan setapak yang bisa membuat orang berputar-putar dan tersesat. Senja datang, penulis dan pemandu kembali ke rumah pemandu untuk menyiapkan segala keperluan untuk malam nanti. Satu persatu kawan-kawan mulai berdatangan. Pada kali ini penulis berangkat dengan 9 personel termasuk penulis. Jam 22.00, penulis beserta rombongan berangkat ke Bukit Muter dan mendirikan tenda disana. Sebelum berburu bintang, semua orang tengah mempersiapkan alat-alat seperti kamera DSLR/Mirrorless, Senter, dan Tripod.

Berburu Benda Langit
Perburuan dimulai tepat pukul 00.00 WIB. Kali ini dengan didukung langit cerah dan pandangan luas maka penulis memutuskan berburu benda langit mulai dari Bima Sakti, Rasi Bintang, Gugus Bintang, Galaksi, hingga meteor. Setelah mengatur kamera maka siap memburu benda langit. Suhu menunjukkan sebesar 15 derajat celcius yang cukup menusuk ke tulang.

Rasi Bintang Orion. Gambar: Martin Marthadinata. Edit: Irwan Priyanto.
Tapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat penulis untuk berburu benda langit. Sesekali penulis menyeduh kopi untuk menghangatkan diri dan sebagai penahan rasa kantuk. Tidak hanya memotret, Penulis dan rombongan juga berlomba-lomba untuk menebak rasi bintang dan berburu meteor. Tak jarang juga ada kawan yang berhasil melihat Fireball yaitu lesatan meteor yang lebih terang dibanding meteor biasa. Namun tidak ada yang bisa memotret Fireball tersebut karena tidak menjadi prioritas utama perburuan. 

http://www.amsmeteors.org/wp-content/uploads/2016/10/fireball.jpg
Ilustrasi Fireball. Kredit: amsmeteors.com.
Perburuan benda langit diakhiri sekitar pukul 04.00 karena suhu anjlok mencapai 10 derajat celcius. Semua kembali ke tenda untuk menghangatkan diri. Karena penulis tidak kuat lagi menahan dingin nya desa Sumber Berantas, penulis akhirnya terpaksa pulang lebih awal meninggalkan rombongan pada pukul 04.30 pagi menuju kota Malang untuk menghangatkan diri.

 Para Pemburu Bintang. Gambar: Martin Marthadinata. Edit: Irwan Priyanto.

Tips Beburu Langit Malam
Disini penulis akan membagikan sedikit tips untuk berburu langit malam yaitu:

Tips Pengamatan:
1) Mengatur waktu
            Carilah waktu luang yang tidak mengganggu rutinitas sehari-hari misal akhir pekan atau libur hari
            raya.

2) Mencari tandem
            Sangat disarankan untuk mencari teman dalam mengamati langit malam. Mengamat sendiri itu boleh
            tetapi untuk keselamatan lebih baik mengajak banyak kawan.

3) Memilih tempat 
    Pilihlah tempat yang gelap dan bebas polusi (cahaya dan kabut). Selain itu cari tempat yang memiliki
    pandangan luas yang tidak terhalang pohon maupun bangunan.
4) Membawa peralatan pengamatan
            Selalu bawa peralatan mengamat seperti kamera, tripod, senter, dan teleskop.
 
Tips Pendukung:
               1) Membawa penghangat
            Penghangat seperti Tenda, kompor, kantung tidur, matras, jaket tebal, sarung tangan, syal, dan lain-
            lain.
                           2) Membawa makanan ringan dan minuman
            Makanan ringan seperti roti, kacang, dan snack. Minuman yang paling disarankan adalah kopi 
            karena selain untuk menghangatkan juga digunakan sebagai pencegah kantuk. Air putih juga sudah 
            cukup untuk mengamat langit malam. 

Tips Mengambil Foto:
               1) ISO maksimal (Sensitivitas Cahaya)
           Gunakan ISO 1600, 3200 dan 6400.
              2) Shutter Speed (Kecepatan Rana)
           Gunakan Shutter Speed antara 10 detik hingga 30 detik.
              3) Aperture (Bukaan Diafragma)
          Gunakan Aperture f/3.5, f/4.0, f/5.0 untuk kelas DSLR/Mirrorless. Untuk kamera Smartphone pada 
          umumnya masih mentok f/2.0.
               4) RAW File (File Mentah)
           Eksintensi RAW akan memudahkan dalam olah gambar.
                         5) Angle (Sudut)
           Hal terpenting dalam berburu langit malam adalah angle atau sudut pengambilan gambar. Percuma 
           settingan kamera sudah bagus jika tidak diimbangi dengan pencarian sudut yang bagus untuk 
           mengambil gambar agar gambar terlihat sedikit dramatis.

 Gugus Bintang Kartika (Pleiades). Gambar Martin Marthadinata. Edit: Irwan Priyanto.

Kesimpulan
Mengamati langit malam itu perlu sebagai wujud kecintaan manusia terhadap ciptaan tuhan. Namun demikian juga perlu diperhatikan kiat-kiat dalam mengamati langit malam agar keselamatan diri tetap terjaga.
Itulah kisah penulis dalam mengamati langit malam semoga menjadi pertimbangan kawan-kawan pembaca yang ingin mengamati langit malam. Sampai jumpa dan salam STARGAZING!!!

Thank's to:
JPL REGIONAL TIMUR
AMSMETEOR.ORG
INFOASTRONOMY.ORG
LANGITSELATAN.COM
KAFEASTRONOMY.COM

Senin, 05 Juni 2017

SPACE RACE, PERSAINGAN UNI SOVIET DAN AMERIKA SERIKAT DALAM EKSPLORASI RUANG ANGKASA




http://russianspacenews.com/wp-content/uploads/2014/04/NASA-Roscosmos-520x300.jpg
Badan Antariksa Rusia (ROSCOSMOS) dan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Kredit: Russianspacenews.com
 
ASTROHISTORY-Selepas Perang Dunia II, muncul 2 kekuatan adidaya yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Karena berbeda haluan maka kedua negara ini saling berperang namun bukan perang senjata, melainkan perang politik dan teknologi (perang dingin) termasuk bidang astronomi. Lantas bagaimana persaingan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat dalam perlombaan eksplorasi ruang angkasa? Berikut penjelasannya.   

Awal Mula
Wernher Von Braun adalah ilmuwan Jerman yang ditugaskan oleh Adolf Hitler untuk membuat misil kendali yang dikenal dengan misil V2. Misil V2 ini dapat dikatakan sebagai nenek moyang para roket yang digunakan sampai saat ini. Namun sayang misil V2 batal masuk ke medan Perang Dunia II karena Jerman kalah perang sebelum misil ini diluncurkan. Setelah Jerman kalah, Von Braun pindah ke Amerika Serikat dan membantu pengembangan roket disana. Namun disaat yang sama, entah dari mana atau siapa Uni Soviet berhasil menemukan cetak biru misil V2 buatan Von Braun. Cetak biru ini selanjutnya menjadi patokan Uni Soviet dalam mengembangkan roket-roket nya yang siap diluncurkan ke ruang angkasa.  

https://www.biography.com/.image/t_share/MTE4MDAzNDEwNDYyNjcyMzk4/wernher-von-braun-9224912-1-402.jpg
Wernher Von Braun. Kredit: Biography.com 

Pengiriman Satelit Buatan Pertama
Tanggal 4 Oktober 1957 adalah tahun kemenangan pertama Uni Soviet karena berhasil meluncurkan satelit buatan pertama bernama Sputnik I. Melihat keadaan ini, Amerika Serikat mulai serius menggarap proyek ke ruang angkasa agar tidak kalah dengan Uni Soviet karena gengsi kedua negara tersebut sangat tinggi. Amerika Serikat lalu membalas pada tanggal 31 Januari 1958 dengan meluncurkan satelit buatan bernama Exploler I.

https://nssdc.gsfc.nasa.gov/planetary/image/sputnik_asm.jpg
Sputnik I. Kredit: nssdc.gsfc.nasa.gov

https://www.nasa.gov/sites/default/files/thumbnails/image/206621main_pic.jpg
Exploler I. Kredit: nasa.gov
 
Pengiriman Manusia Pertama ke Orbit Bumi
Yuri Gargarin menjadi kosmonot pertama Uni Soviet yang meluncur ke ruang angkasa pada tanggal 12 April 1961. Menggunakan kapsul Vostok I, Yuri Gargarin berhasil mencapai ketinggian 301,4 km dan mengorbit selama 108 menit. Amerika Serikat berhasil membalas pada sebulan kemudian. Alan Shepard menjadi astronot pertama Amerika Serikat yang meluncur ke ruang angkasa. Menggunakan kapsul Mercury VII, Alan Shepard hanya berhasil mencapai ketinggian 184 km dan mengorbit selama 15 menit. Kegagalan ini disebabkan karena peluncuran Mercury VII terkesan terburu-buru dan dipaksakan. Amerika Serikat mengirimkan lagi astronot ke orbit pada tanggal 20 Februari 1962 menggunakan kapsul Friendship VII yang dinaiki oleh John Herschel Glenn. Friendship VII berhasil mengorbit sebanyak 3 kali dalam waktu 4 Jam 56 menit. Namun Friendship VII masih kalah dengan kapsul Vostok II yang dikirim Uni Soviet 6 bulan sebelumnya. Vostok II yang dinaiki oleh Stephanovich Titov berhasil mengorbit sebanyak 17 kali dalam waktu 25 jam 18 menit.   

https://s.inyourpocket.com/gallery/7137.jpg
 Yuri Gargarin. Kredit: inyourpocket.com
Misi ke Bulan
Setelah kalah telak dalam peluncuran satelit buatan dan peluncuran manusia ke orbit, tahun 1958 Amerika Serikat membentuk badan National Aeronautics and Space Administration (NASA). NASA langsung membuat rancangan misi ke Bulan lewat program Apollo nya. Walau kalah start lebih dahulu dari Uni Soviet yang berhasil mengirim wahana antariksa nirawak Lunik II dan Lunik IX pada tahun 1959 dan 1966, NASA berhasil mendaratkan manusia pertama di Bulan pada tahun 1969 melalui misi Apollo-11. Neil Armstrong dan Edwin Aldrin berhasil mencetak sejarah sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di Bulan. Pada tahun 1970, Uni Soviet mengirim robot kendali jarak jauh bernama Lunkhod I. Lunkhod I dikendalikan langsung dari Bumi oleh Uni Soviet. Setelah itu misi ke Bulan Uni Soviet berakhir disusul dengan Amerika Serikat yang mengakhiri misi ke Bulan pada misi Apollo-17. Misi ke Bulan kali ini dimenangkan oleh Amerika Serikat melalui misi Apollo nya, Amerika Serikat secara rutin mengirimkan para astronotnya untuk melakukan penelitian di sana.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c7/Apollo_11.jpg 
Neil Armstrong (kiri), Michael Collins (tengah), Edwin "Buzz" Aldrin (kanan). Kredit: nasa.gov
Pembuatan Pesawat Ulang Alik
Misi roket dinilai oleh NASA kurang efisien karena memakan biaya terlalu besar setiap kali menjalankan misi. Selain itu roket bersifat sekali pakai, karena itu NASA membuat pesawat ulan alik untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan karena pesawat ulang alik masih bisa digunakan kembali untuk beberapa kali misi ke ruang angkasa. NASA membuat beberapa pesawat ulang alik yaitu Challenger, Columbia, Discovery, Atlantis, Endevour, serta prototype Enterprise yang tidak pernah mengudara.  Uni Soviet hanya berhasil membuat satu saja yaitu pesawat ulang alik Buran yang masih dalam tahap percobaan. Saat Uni Soviet runtuh misi Buran pun berakhir dan dilanjutkan oleh misi Mir yaitu stasiun ruang angkasa buatan Uni Soviet yang masih bertahan. Akan tetapi misi ini tak berlangsung lama sebab kondisi Mir yang sudah tua dan tak layak pakai.

https://img2.cgtrader.com/items/71725/1f7d4f0733/space-shuttle-discovery-3d-model-max-3ds-fbx-c4d.jpg
 Pesawat Ulang-Alik Discovery. Kredit: cgtrader.com

Persaingan Berubah Menjadi Kerja Sama
Manusia sadar bahwa ruang angkasa terlalu luas untuk dijelajahi. Uni Soviet yang kini menjelma menjadi Rusia pasca runtuh membentuk badan antariksa bernama Roscosmos yang kini menjadi partner NASA. Di era modern sekarang banyak badan-badan antariksa baru yang berdiri seperti badan antariksa Uni Eropa (ESA), Jepang (JAXA), China (CNSA), bahkan Indonesia (LAPAN). Begitu juga dengan roket, kalau dulu hanya dimonopoli oleh Rusia (Uni Soviet) dan Amerika Serikat sekarang banyak negara yang memiliki roket masing-masing. Puncaknya adalah saat International Space Station (ISS) mengorbit pada tahun 2003. ISS merupakan proyek kerja sama antariksa yang melibatkan banyak negara termasuk Amerika Serikat dan Rusia. ISS merupakan laboratorium ruang angkasa terbesar yang pernah dibuat umat manusia. Secara rutin negara-negara yang terlibat dalam proyek ISS secara bergantian mengirimkan wakil-wakilnya untuk melakukan riset disana.

https://www.nasa.gov/sites/default/files/thumbnails/image/final_configuration_of_iss.jpg
Internasional Space Station (ISS). Kredit: nasa.gov
Persaingan memang akan selalu ada, tapi ada kalanya manusia harus bekerja sama demi kepentingan bersama. Persaingan Uni Soviet dan Amerika Serikat dalam perlombaan ruang angkasa telah membawa kemajuan pesat di bidang astronomi. Akan tetapi saat melihat kenyataan bahwa ruang angkasa terlalu luas untuk dijelajahi, Rusia (Uni Soviet) dan Amerika Serikat memutuskan untuk bekerja sama. Kerja sama ini juga diikuti oleh banyak negara yang akhirnya melahirkan proyek ISS sebagai tonggak sejarah baru perastronomian umat manusia.

Berikut video pendaratan manusia pertama dibulan.

Apollo 11 - Video Pendaratan Manusia Pertama Di Bulan. Kredit: YouTube.com/KafeAstronomi
 
Sumber:
A.W. Deporte. 1979. Europe Between The Super-Powers: The Enduring Balance. New Haven and London: Yale University Press. 
Setya, W. 2008. Perang Dingin. Semarang: PT Begawan ilmu.
Soenardi, B.A. dkk.1987. Sejarah Nasional dan Dunia. Jakarta: Penerbit Tri Ratna.
Wardaya, F.X. & Baskara Tulus. 2006. Perang Dingin dan reinterpretasi Sejarah Indonesia. Yogyakarta: kumpulan karangan.

http://www.artikelsains.com/2014/11/persaingan-antara-amerika-dengan-uni.html diakses 5 Juni 2017.
http://kafeastronomi.com/alasan-nasa-menghentikan-pengiriman-astronot-ke-bulan.html diakses 5 Juni 2017.

Jangan lupa download aplikasi Astro History dari androidmu melalui link berikut untuk memudahkan membaca artikel ini.
Download Aplikasi Astro History Android
 

Sabtu, 03 Juni 2017

SEJARAH PENEMUAN TELESKOP



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXHf8RM9OejMb_kjHvJS5XB6JIYJWJgeyEyjwXoERjlKehyX0BoCmFoZCN5KDXTkpbperRZ_Iv5BODv7Njxg8o4lAhE4bumvQ7PvYTwNIUPdr-PverrBBKFy5DZHo4_NkqUwYmIjCMi06-/s1600/Teleskop-Hubble.jpg 
Teleskop Hubble. Kredit: Anehdunia.com
 
ASTROHISTORY-Dewasa ini teleskop sangat bermanfaat bagi umat manusia yang berkecimpung di dunia astonomi. Teleskop telah mengungkap banyak misteri yang bersembunyi di luar angkasa. Sebagai contoh teleskop Hubble yang berhasil mengobservasi objek luar angkasa hingga sejauh kira-kira 12, 8 miliar tahun cahaya. Dengan telesekop manusia belajar banyak dari luar angkasa. Lantas bagaimana alat yang telah membantu observasi luar angkasa manusia ini ditemukan? Berikut penjelasannya.   

Ketidaksengajaan
Alkisah di negara Belanda pada tahun 1608, ada sebuah rumah optik yang biasa menjual kacamata-kacamata bagi penderita mata rabun. Rumah optik ini seperti rumah-rumah optik pada umumnya yang waktu itu berdiri. Tak diketahui pula siapa pemilik rumah optik ini. Suatu hari ada penderita rabun yang membeli kaca mata di rumah optik tersebut. Pemilik optik kemudian memilihkan lensa yang cocok bagi penderita rabun tersebut dengan cara menyuruh penderita untuk memakai lensa tersebut dan melihat-lihat sekeliling. Tanpa disengaja penderita bisa melihat dengan jelas burung yang sedang hinggap diranting pohon yang pada waktu itu berjarak kurang lebih 50 meter jauhnya. Penderita langsung membeli kaca mata beserta lensa tersebut. Lalu penderita ini membicarakan kepada temannya dan pada akhirnya menjadi viral pada waktu itu hingga sampai ke telinga seorang ilmuwan yang bernama Galileo Galilei. Siapa Galileo Galilei ini? apa hubungannya dengan teleskop?
  
Galileo Galilei dan Teleskop
Galileo Galilei adalah seorang ilmuwan dari Italia yang membidangi Astronomi, Fisika, dan Matematika. Galileo adalah ilmuwan yang mendukung teori Heliosentris dari Copernicus. Tetapi waktu itu Galileo masih ragu karena terkendala pengamatan. Lalu Galileo mendengar bahwa ada semacam alat yang bisa membuat jarak benda jauh bisa menjadi lebih dekat atau lebih jelas terlihat dengan cara menggabungkan dua cermin lensa pada jarak tertentu. Galileo mendengar alat itu dari penderita mata rabun yang telah dijelaskan diatas tadi. Lalu Galileo mulai membuat teleskop pertamanya dengan menggunakan 2 buah lensa cembung dan sebuah tabung sekitar 50 cm. Lensa tersebut diletakkan pada kedua ujungnya. Teleskop Galileo ini dikenal dengan teleskop refraktor atau bias. Teleskop pertama yang dibuat Galileo ini berhasil mengobservasi Venus beserta fase-fasenya. Selanjutnya Galileo membuat beberapa modifikasi terhadap teleskopnya dan berhasil mengobservasi 4 satelit alami besar Jupiter yang bernama Ganymede, Io, Europa, dan Callisto. Untuk menghormati temuan Galileo ini 4 satelit alami tersebut diberi nama satelit-satelit Galilean.

https://www.universetoday.com/wp-content/uploads/2009/12/galileo-e1435358932718.jpg
Galileo Galilei. Kredit: Universetoday.com
Perkembangan Teleskop
Teleskop refraktor Galileo terus disempurnakan oleh generasi berikutnya. Di tahun 1650-an, Cristian Huygens seorang ilmuwan menggunakan teleskop refraktor buatannya sendiri berhasil menemukan Titan, satelit alami terbesar Saturnus. Lalu ada Johanes Kepler dengan teleskop refraktornya berhasil menemukan jarak-jarak antar planet Tata Surya dengan Matahari yang lebih akurat yang tertuang dalam Hukum Kepler. Lalu di tahun 1700-an, Sir Isaac Newton berhasil membuat modifikasi teleskop refraktor yang dikenal dengan teleskop reflektor. Jika teleskop refraktor menggunakan 2 buah lensa cembung, maka teleskop reflektor menggunakan cermin cekung dan cermin datar. Tentu disini cermin cekung berperan sebagai pengumpul cahaya. Selanjutnya diabad modern, teleskop tidak hanya memiliki panjang gelombang tampak saja, ada teleskop yang memiliki panjang gelombang radio, mikro, infra merah, bahkan sinar-X. Saat ini hanya teleskop Hubble yang dinobatkan sebagai teleskop yang bisa melihat objek luar angkasa hingga miliaran tahun cahaya jauhnya. Baru-baru ini teleskop Hubble akan segera dipensiunkan dan akan diganti dengan teleskop James Webb yang diharapkan dapat melihat lebih jauh lagi dari apa yang telah dilihat oleh teleskop Hubble.     

http://obengplus.com/news/image/2011jan/27kemampuanhubble2010.jpg
Perkembangan Teleskop Menurut Jarak Observasi. Kredit: Obengplus.com
 
Ilmu pengetahuan senantiasa berkembang, apa yang dihasilkan dari masa lalu bisa dijadikan sebagai patokan untuk membuat kreasi yang lebih dan lebih. Dengan mempelajari sejarah teleskop, umat manusia mulai bisa menguak satu per satu misteri yang selama ini tersembunyi di luar angkasa melalui kegiatan observasinya. Karena itulah mempelajari sejarah sama dengan memecahkan sebuah teka-teki misteri yang selama ini ditutupi oleh orang-orang yang takut dengan kebenaran dan lebih memilih hidup dalam sebuah kemunafikan yang terstruktur secara massif.

Berikut video ilustrasi tentang Galileo Galilei dan apa yang dilihat dengan teleskop pertama buatannya.

What Galileo Saw With His Telescope. Kredit: YouTube.com/Space Race

Sumber :
Maharta, Nengah. 1987. Belajar Fisika Sistematis. Bandung: Conseps Science Bandung.
Soeharto. 1992. Fisika Dasar II. Jakarta: Gramedia.
Michael H. Hart, 1999. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Yogyakarta: Kanisius.
Waluyo, Herman J. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Salatiga: Widyasari Press.

https://www.satujam.com/sejarah-teleskop/  di akses 3 Juni 2017.
http://www.penemuanterbaru.com/2015/10/penemu-teleskop.html diakses 3 Juni 2017.

Jangan lupa download aplikasi Astro History dari androidmu melalui link berikut untuk memudahkan membaca artikel ini.
Download Aplikasi Astro History Android

Ramalan