Bentangan Bimasakti Sumber Berantas. Gambar: Martin Marthadinata. Edit: Irwan Priyanto.
ASTROHISTORY- Ini merupakan perjalanan kesekian kali penulis menjelajah alam
untuk menikmati keindahan langit malam. Sumber Brantas, merupakan kawasan di Kota
Batu, Jawa Timur dekat dengan Taman Hutan Rakyat R. Soerjo menjadi spot
pengamatan untuk kali ini. Penulis sudah pernah mengamati langit malam di
berbagai tempat seperti kawasan Penanjakan, Bromo Jawa Timur, Candi Bajang
Ratu, Mojokerto Jawa Timur, hingga kawasan Tanggul Lumpur Lapindo, Sidoarjo
Jawa Timur. Untuk spot Sumber Brantas, ini merupakan pengalaman pertama
penulis mengamat di kawasan yang terkenal sebagai hulu pertama sungai terbesar
di Jawa Timur yaitu Sungai Brantas. Bagaimana perjalanan beku yang dialami
penulis di Sumber Berantas? Berikut kisahnya.
Perjalanan
Menuju Desa Sumber Brantas
Penulis bertempat tinggal di Porong,
Sidoarjo. Perjalanan menuju Desa Sumber Berantas kurang lebih memakan waktu
sekitar dua jam perjalanan. Penulis memulai perjalanan pukul 14.00 WIB dan sampai
disana sekitar pukul 16.00 WIB. Disana penulis telah ditunggu oleh seorang
pemandu yang sebelumnya telah penulis hubungi. Penulis sebelumnya juga telah
menghubungi kawan-kawan yang tergabung dalam klub astronomi bernama Jejak
Pengamat Langit (JPL) untuk join bersama mengamat di desa Sumber Berantas.
Karena penulis datang masih sore, maka penulis memutuskan untuk mampir di rumah
pemandu sambil menunggu kawan-kawan datang.
Menikmati Langit Malam. Gambar: Martin Marthadinata. Edit: Irwan Priyanto.
Penulis dan pemandu melakukan
survey tempat sebelum mendirikan tenda malam nanti. Pemandu menyarankan
pendirian tenda dilakukan di atas bukit yang bernama Bukit Muter (Bukit
Berputar). Dinamakan demikian karena dibukit tersebut ada banyak jalan setapak
yang bisa membuat orang berputar-putar dan tersesat. Senja datang, penulis dan
pemandu kembali ke rumah pemandu untuk menyiapkan segala keperluan untuk malam
nanti. Satu persatu kawan-kawan mulai berdatangan. Pada kali ini penulis
berangkat dengan 9 personel termasuk penulis. Jam 22.00, penulis beserta
rombongan berangkat ke Bukit Muter dan mendirikan tenda disana. Sebelum berburu
bintang, semua orang tengah mempersiapkan alat-alat seperti kamera
DSLR/Mirrorless, Senter, dan Tripod.
Berburu Benda
Langit
Perburuan dimulai tepat pukul 00.00
WIB. Kali ini dengan didukung langit cerah dan pandangan luas maka penulis
memutuskan berburu benda langit mulai dari Bima Sakti, Rasi Bintang, Gugus
Bintang, Galaksi, hingga meteor. Setelah mengatur kamera maka siap memburu
benda langit. Suhu menunjukkan sebesar 15 derajat celcius yang cukup menusuk ke
tulang.
Rasi Bintang Orion. Gambar: Martin Marthadinata. Edit: Irwan Priyanto.
Tapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat penulis untuk berburu
benda langit. Sesekali penulis menyeduh kopi untuk menghangatkan diri dan
sebagai penahan rasa kantuk. Tidak hanya memotret, Penulis dan rombongan juga
berlomba-lomba untuk menebak rasi bintang dan berburu meteor. Tak jarang juga
ada kawan yang berhasil melihat Fireball yaitu lesatan meteor yang lebih
terang dibanding meteor biasa. Namun tidak ada yang bisa memotret Fireball
tersebut karena tidak menjadi prioritas utama perburuan.
Ilustrasi Fireball. Kredit: amsmeteors.com.
Perburuan benda langit
diakhiri sekitar pukul 04.00 karena suhu anjlok mencapai 10 derajat celcius.
Semua kembali ke tenda untuk menghangatkan diri. Karena penulis tidak kuat lagi
menahan dingin nya desa Sumber Berantas, penulis akhirnya terpaksa pulang lebih
awal meninggalkan rombongan pada pukul 04.30 pagi menuju kota Malang untuk
menghangatkan diri.
Para Pemburu Bintang. Gambar: Martin Marthadinata. Edit: Irwan Priyanto.
Tips Beburu
Langit Malam
Disini penulis akan membagikan
sedikit tips untuk berburu langit malam yaitu:
Tips Pengamatan:
1) Mengatur
waktu
Carilah waktu luang yang tidak mengganggu rutinitas sehari-hari
misal akhir pekan atau libur hariraya.
2) Mencari
tandem
Sangat disarankan untuk mencari teman dalam mengamati langit malam.
Mengamat sendiri itu boleh tetapi untuk keselamatan lebih baik mengajak banyak kawan.
3) Memilih
tempat
Pilihlah tempat yang gelap dan bebas polusi (cahaya dan kabut).
Selain itu cari tempat yang memiliki
pandangan luas yang tidak terhalang pohon
maupun bangunan.
4) Membawa
peralatan pengamatan
Selalu bawa peralatan mengamat seperti kamera, tripod, senter, dan
teleskop.
Tips Pendukung:
1) Membawa
penghangat
Penghangat
seperti Tenda, kompor, kantung tidur, matras, jaket tebal, sarung tangan, syal,
dan lain-
lain.
2) Membawa
makanan ringan dan minuman
Makanan ringan
seperti roti, kacang, dan snack. Minuman yang paling disarankan adalah kopi
karena selain untuk menghangatkan juga digunakan sebagai pencegah kantuk. Air
putih juga sudah
cukup untuk mengamat langit malam.
Tips Mengambil Foto:
1) ISO
maksimal (Sensitivitas Cahaya)
Gunakan ISO 1600,
3200 dan 6400.
2) Shutter Speed (Kecepatan
Rana)
Gunakan Shutter
Speed antara 10 detik hingga 30 detik.
3) Aperture (Bukaan
Diafragma)
Gunakan
Aperture f/3.5, f/4.0, f/5.0 untuk kelas DSLR/Mirrorless. Untuk kamera
Smartphone pada
umumnya masih mentok f/2.0.
4) RAW
File (File Mentah)
Eksintensi RAW
akan memudahkan dalam olah gambar.
5) Angle (Sudut)
Hal terpenting
dalam berburu langit malam adalah angle atau sudut pengambilan gambar. Percuma
settingan kamera sudah bagus jika tidak diimbangi dengan pencarian sudut yang
bagus untuk
mengambil gambar agar gambar terlihat sedikit dramatis.
Gugus Bintang Kartika (Pleiades). Gambar Martin Marthadinata. Edit: Irwan Priyanto.
Kesimpulan
Mengamati langit malam itu perlu
sebagai wujud kecintaan manusia terhadap ciptaan tuhan. Namun demikian juga
perlu diperhatikan kiat-kiat dalam mengamati langit malam agar keselamatan diri
tetap terjaga.
Itulah kisah penulis dalam mengamati
langit malam semoga menjadi pertimbangan kawan-kawan pembaca yang ingin
mengamati langit malam. Sampai jumpa dan salam STARGAZING!!!
Thank's to:
JPL REGIONAL TIMUR
AMSMETEOR.ORG
INFOASTRONOMY.ORG
LANGITSELATAN.COM
KAFEASTRONOMY.COM